.:: IKLAN ::.

Easy money easy job, dibutuhkan pekerja keras dan smart

http://www.newinvestasi.com

Lowongan cari kerja | Penghasilan menjanjikan via internet

http://www.go-kerja.com

Minggu, 17 Februari 2008

Perkembangan Pembangkit Nuklir di Berbagai Belahan Dunia

Kecelakaan nuklir terparah di dunia pada 26 April 1986 silam, di kerja Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl, menumbuhkan kesadaran bahwa peningkatan sistem dan budaya keselamatan merupakan hal utama dalam industri nuklir. Belajar dari cari peristiwa Chernobyl, Indonesia sungguh-sungguh melakukan kajian dampak lingkungan serta pilihan teknologi yang akan digunakan untuk PLTN dengan memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan manfaat bagi bangsa di tengah pergaulan internasional, kata siaran pers Biro Kerja Sama, Hukum dan Hubungan Masyarakat Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).Disebutkan, kecelakaan berupa terbakarnya PLTN tersebut didahului ledakan uap (bukan ledakan nuklir)disusul pelepasan zat radioaktif ke lingkungan sekitar. PLTN yang terletak di Ukraina, eks negara bagian Soviet itu, kini ditutup dengan semen cor (sarcophagus) dan dibersihkan (dekontaminasi).

Malapetaka tersebut kemudian mendorong berbagai upaya internasional untuk meningkatkan keselamatan desain dan operasi, tak hanya melalui organisasi nuklir internasional (IAEA) tetapi juga organisasi lainnya seperti Asosiasi Operator PLTN Dunia (WANO). Lewat kegiatan itu, nyatanya PLTN dunia dalam 16 tahun terakhir makin aman.

PLTN di Chernobyl dikembangkan para era perang dingin berdasarkan desain untuk tujuan militer yang mengabaikan faktor keselamatan. Terdapat kesalahan fatal dalam desain, yaitu tak punya pengungkung (containment) pencegah kebocoran radiasi, dan memiliki koefisien temperatur positif. Artinya, jika temperatur naik maka reaktivitas ikut naik sehingga reaksi fisi menjadi tak terkendali. Desain PLTN di Barat menggunakan pengungkung dan memiliki reaktivitas negatif lebih aman.

Pada Desember 2005 Forum Chernobyl, yang terdiri atas beberapa badan PBB seperti IAEA, WHO, UNDP, pemerintah Belarusia, Rusia dan Ukraina mengeluarkan laporan 600 halaman berjudul “Chernobyl’s Legacy: Health, Enviromental and Socio-Ekonomic Impacts”. Laporan tiga volume yang dibuat ratusan ilmuawan, ekonom dan ahli kesehatan, menghitung dampaknya setelah 20 tahun. Hingga pertengahan 2005 jumlah korban langsung akibat radiasi dinyatakan kurang dari 50 orang. Menurut forum itu, dampak kematian secara tak langsung dari kecelakaan itu sulit ditentukan mengingat adanya faktor lain seperti efek psikologis, depresi ekonomi, kemiskinan dan gaya hidup pasca runtuhnya Soviet. Namun begitu bahwa 99 persen dari 4000 kasus kanker thyroid yang diyakini sebagai akibat radiasi berhasil disembuhkan.Belajar dari pengalaman Chernobyl, yang oleh sebagian pakar digolongkan sebagai PLTN generasi pertama, sekarang dunia menggunakan PLTN generasi III dan III plus.

PLTN generasi terakhir ini jauh lebih aman dan ekonomis. PLTN yang kini sebagian besar beroperasi adalah berasal dari generasi II dan terbukti aman dan selama. Dewasa ini, muncul konsep PLTN generasi IV yang lebih aman, ekonomis, limbah minimal dan tahan proliferasi. Dan, dalam rangka persiapan PLTN, Batan berkewajiban membantu dengan melakukan penelitian dan pengembangan teknologi dan energi nuklir, kajian tekno-ekonomi dan sosialisasi, informasi dan edukasi publik.

Selama 42 tahun melakukan riset, Batan membuktikan ternyata Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia mampu mengoperasikan, memanfaatkan dan membangun, reaktor riset dengan aman dan selamat. Sebagian SDM Indonesia juga ada yang bekerja di lembaga nuklir internasional dan swasta di luar negeri. Karena itu, kajian tapak yang dilakukan Batan memperhatikan aspek meteorologi, angin, curah hujan, aspek geologi seperti gempa, tsunami, tektonik, patahan, stratigrafi, banjir sungai, aspek lingkungan seperti kependudukan dan ulah manusia. Batan, merekomendasikan reaktor yang digunakan adalah dari generasi III atau III plus yang lebih ekonomis dengan sistem keselamatan secara total. Indonesia bersama masyarakat internasional telah menyepakati traktat dan konvensi yang terkait dengan pemanfatan nuklir untuk tujuan damai.

Kini 11 unit generator nuklir tengah beroperasi di China didukung dengan teknologi generasi kedua, sedangkan teknologi listrik tenaga generasi ketiga dianggap sebagai teknologi yang paling maju di dunia sekarang. Presiden Perusahaan Westinghouse Steve Tritch menyatakan, bagi China maupun AS, program tersebut akan menunjukkan kepada dunia kerja sama antara kedua negara. " Presiden Perseroan Teknologi Listrik Tenaga Nuklir China, Wang Binghua menyatakan, generator listrik tenaga nuklir pertama yang berkapasitas jutaan kilowatt dengan dukungan teknologi generasi ketiga direncanakan akan selesai dibangun dan beroperasi di Propinsi Zhejiang, tenggara China, pada akhir 2013. Ini merupakan pusat listrik tenaga nuklir pertama di dunia yang memanfaatkan teknologi listrik tenaga nuklir AP1000.

Sementara itu di Rusia, reaktor nuklir terapung pertama dunia akan beroperasi pada 2011 di wilayah Arktik Rusia, kata gubernur wilayah Arkhanelsk, kemarin. "Pembangunan pusat reaktor nuklir dengan kapasitas 70 MW itu dimulai tahun ini dan harus sudah selesai pada 2010. Pusat pengembangan tenaga nuklir tersebut akan beroperasi di Severodvinsk di wilayah Arkhangelsk dan diharapkan dapat berfungsi pada 2011," kata Nikolai Kiselyov.Rusia memulai pembangunan reaktor tersebut di bandar laut Severodvinsk, di wilayah laut Arktik dan akan membangun sebanyak enam reaktor serupa dalam waktu sepuluh tahun. Sebelumnya, seorang pejabat badan tenaga nuklir Rusia menyatakan lebih dari 20 negara merasa tertarik untuk membeli reaktor nuklir terapung buatan Rusia . Reaktor nuklir terapung diperkirakan akan banyak diminati untuk ditempatkan di wilayah-wilayah terpencil dan jauh yang kekurangan sumber tenaga listrik. Reaktor itu juga diperuntukkan bagi proyek-proyek yang membutuhkan sumber tenaga listrik berkesenimbungan karena tidak adanya sumber listrik lain. Reaktor nuklir kedua akan dibangun di dekat Pulau Russky di wilayah Primorye sebelah timur jauh pada 2011. Wilayah tersebut kemungkinan akan menjadi tuan rumah pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pacifik (APEC) pada Agustus 2012. Apabila Vladiwostok tidak menjadi tuan rumah pertemuan tersebut maka reaktor nuklir terapung itu akan ditempatkan di Peveka, daerah terpencil di timur laut wilayah otonomi Chukotka. Reaktor nuklir terapung pertama akan memiliki kapasitas 70 MW aliran listrik dan sekitar 300 MW sumber tenaga panas. Biaya reaktor pertama diperkirakan 10 miliar rubel (400 juta dolar) suatu job yang luar biasa dan kemudian berkurang menjadi enam miliar rubel (240 juta dolar AS).

Tidak ada komentar: